Mimpi dan Masa Depan

Oleh : Irene Nelvita

Di tengah kepenatan bab analisis TA di jam 2 pagi ini, dan pilek yang datang menghampiri, ada keinginan untuk menuangkan gambar-gambar dan teks yang berkeliaran di kepala saat ini. Ini karena dominasi pengaruh cerita panjang dengan salah seorang terdekat mengenai perjuangan di tes Indonesia Mengajar. :D
Malam ini bercerita banyak mengenai mimpi dan masa depan, permasalahan bangsa, perbedaan 4 LP, karakter orang-orang sekitar, cerita jaman sekolah dulu, cita dan harapan orang tua hingga angan ideal untuk menikmati hidup. 
Hal yang paling menarik ketika membicarakan masa depan adalah bagaimana perspektif pribadi dan idealisme diri sendiri ditabrakkan dengan berbagai mimpi orang-orang terdekat di sekitar, keinginan materi yang berlimpah, karir prospektif, dan GENGSI serta AROGANSI DIRI. Buat saya, saat seperti ini adalah masa rentan, ketika dalam masa penyelesaian Tugas Akhir memiliki pikiran paralel terhadap jenjang karir yang ingin ditempuh. Mau jadi apa setelah ini? Mau kemana setelah wisuda nanti? Sudah punya mimpi apa saja yang harus diraih?
Di saat-saat usia rentan seperti ini, penting untuk memilih teman kelompok diskusi yang membicarakan mimpi di masa depan, karena sangat berpengaruh pada langkah kita selanjutnya. 
Sebenernya secara sederhana, setelah wisuda pengennya langsung kerja. -“Tapi. Belum. Tau. Kemana”-. Lalu setelah itu berencana melanjutkan studi S2 di salah satu negara di Eropa. Alasannya simpel, karena pengen jalan-jalan. Alasan berikutnya, pengen kerja di UNDP atau World Bank yang akan sangat terbuka jalannya jika punya pengalaman karir bertahun-tahun atau telah menempuh S2. Kenapa pengen kerja disini? Karena menurut saya, ini salah satu jalan supaya saya bisa dilempar ke negara-negara berkembang atau daerah terbelakang, mengaplikasikan ilmu yang tidak 100% bertolak belakang dengan ilmu saya, tapi secara spesifik ingin jalan ini menjadi pembuka arah untuk bisa membuka peradaban di balik wilayah terbelakang di Indonesia. 
Kan ga harus ke UNDP atau World Bank? Tapi saya maunya begitu! Ada prestise di balik itu semua. Sama halnya dengan keinginan pribadi untuk ikut program Indonesia Mengajar. Sampai detik ini orang tua belum mengijinkan untuk mengikuti program ini, tapi tetap ada dorongan untuk mengikuti tahap penyeleksian angkatan berikutnya. My soul get desire overwhelmed!  Ada semangat untuk berpartisipasi dan menjadi bagian untuk mendorong anak-anak di daerah terbelakang untuk bisa mengangkat diri dan harga dirinya. Ada semangat untuk melihat saya sebagai orang yang mengaku terpelajar bisa benar-benar terpelajar jika anak-anak di wilayah terbelakanga ini jadi terpelajar, paling tidak di levelnya. I wish I could! Untuk mimpi yang satu ini akan tetap mempertimbangkan berbagai pertimbangan berhubung kekhawatiran yang agak berlebihan karena saya perempuan. :D  Saya juga ingin menjelajah Indonesia, belajar berenang, dapat sertifikat diving, dan menyelam di surga Bunaken. Wow!
Itu adalah keinginan dari sebagian diri saya, ketika sebagian lagi berkeinginan untuk langsung mencari pekerjaan dengan fee fantastis atau paling tidak “ga miris-miris banget”. Ketika ngobrol dengan kelompok orang yang sepakat ketika reunian nanti masing-masing membawa gengsi sendiri, dengan bawa BMW, Ferrari, gaji 2-3 digit per bulan, dan hal-hal materi lainnya. Berbicara dengan orang-orang pada kelompok in akan membawa kita fokus pada :”Bagaimana saya bisa cari tempat kerja oke bergaji fantastis.” 
Namun ketika berada dalam kelompok diskusi yang membicarakan mimpi dengan menikmati hidup, mimpi melakukan perubahan-perubahan untuk hal-hal sistematis di negara ini, untuk menjadi orang besar yang tidak berorientasi pada hal materi, dengan pemikiran independen namun konstruktif dan prospektif, ada rasa memiliki semangat yang sama. 
Langkah selanjutnya siapa yang tau. Ntah jadi apa saya 10 tahun ke depan. Bahkan saya lupa, 10 tahun yang lalu apakah saya sudah membayangkan saya akan jadi apa? sSaya rasa tidak. 10 tahun lalu saya berumur 12 tahun, it means kelas 6 SD, dan saya hanya ingat orientasi saya masuk ke SMP unggulan. Tidak lebih. Namun sekarang, rasanya benar-benar ingin mengintip, ada apa di 10 tahun mendatang kehidupan saya? Mimpi mana yang akan saya raih, jalan mana yang akan saya tempuh, cita mana yang akan saya raih? 
Satu hal yang jadi pelajaran dari 2 bulan terakhir ini, BELAJAR MENIKMATI HIDUP. Dalam pekerjaan apapun. Hukum ini WAJIB. Semoga bisa menikmati sisa waktu berstatus mahasiswa di ITB. Bisa menikmati proses menentukan pekerjaan selanjutnya. Bisa menikmati semua proses yang ada di masa depan.  
Don’t give up on things when you think you can fight for it. It’s difficult to wait but it’s more difficult to regret. -Anonymous-

Komentar

  1. beuh ngeri banget postingan pertama di blognya irene, semoga segera dapat pencerahan ya ren :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih dams. Ini postingan pertama di blog ini, blog lama dihack euy. Blog situ yg oke bgt dam. Segar, inspiratif, dan jujur! :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Encouragement : Pola Mendidik Melahirkan Kehebatan

Karya Aktivis Negeri yang Masih Hilang